Pada tahun 2045 nanti, diperkirakan 80%
penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Jika tidak diantisipasi dengan
tepat, fenomena ini akan menimbulkan masalah pelik perkotaan, mulai dari masalah
ekonomi, hunian, kemacetan, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Karena itu, dibutuhkan terobosan untuk bisa
menjawab komplektitas masalah perkotaan ini sejak
sekarang. Hal inilah yang mendorong Pemerintah Indonesia menggulirkan Gerakan
Menuju 100 Smart City. Melalui gerakan ini, pemerintah kota dan kabupaten akan
mendapatkan bimbingan dari tim ahli yang akan membantu meletakkan aspek-aspek
fundamental dalam pengembangan smart city.
Selain Makassar pada tahun pertama, telah terpilih
24 kota/kabupaten yang akan mengikuti tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart
City ini. Dalam dua tahun ke depan, akan dipilih 75 kota dan kabupaten lainnya.
Dengan demikian, di tahun 2019 nanti, diharapkan akan terbentuk 100
kota/kabupaten yang memiliki pondasi kuat untuk menjadi smart city.
Kota/kabupaten ini dipilih dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi
Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan, serta Nawa Cita. Kandidat kota juga
telah melalui proses assessment yang mengukur kesiapan visi, regulasi, SDM,
serta potensi di tiap daerah.
Perlu digarisbawahi, program ini bukan merupakan
pemeringkatan yang menilai kinerja tiap pemerintah daerah. Program ini lebih
menitikberatkan pada kegiatan pendampingan agar kota/kabupaten yang terpilih
memiliki pondasi untuk mengembangkan smart city di masa depan.
Karena itu, Gerakan Menuju 100 Smart City ini akan
fokus kepada dua faktor. Yang pertama adalah melakukan bimbingan teknis
penyusunan Masterplan Smart City dari kota/kabupaten. Fokus kedua adalah
memperkuat ICT sebagai enabler pada sektor unggulan dari masing-masing daerah.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini akan resmi
diluncurkan pada acara Indonesia Smart City Summit 2017 yang akan
diselenggarakan di Makassar pada 22-23 Mei 2017 mendatang. Mengambil momentum
peringatan Kebangkitan Nasional, pada acara tersebut akan ditandai
penandatanganan MoU antara Pemerintah dengan 25 pemimpin daerah yang terpilih
di tahun pertama ini.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sendiri merupakan
gagasan bersama dari Departemen Dalam Negeri, Kementerian Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bapan
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Kantor Staf Kepresidenan. Sedangkan tim
ahli terdiri dari akademisi dan praktisi dari UI, ITB, UMN, Perbanas, Citiasia,
dan berbagai institusi lainnya.
Akan tetapi dalam konteks yang lebih luas, gerakan
ini diharapkan bisa menjadi payung besar dari program smart city yang ada di
Indonesia, baik yang diinisiasi institusi pemerintah maupun swasta. Dengan
gerakan bersama dan terkoordinasi, Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan
bisa menjadi embrio yang membentuk kota-kota di Indonesia sebagai kota yang
ramah bagi warga sekaligus mampu menjawab tantangan di masa depan.Gerakan Menuju
100 Smart City
Pada tahun 2045 nanti, diperkirakan 80% penduduk
Indonesia akan tinggal di perkotaan. Jika tidak diantisipasi dengan tepat,
fenomena ini akan menimbulkan masalah pelik perkotaan, mulai dari masalah
ekonomi, hunian, kemacetan, dan berbagai masalah sosial lainnya.
Karena itu, dibutuhkan terobosan untuk bisa
menjawab komplektitas masalah perkotaan ini sejak sekarang. Hal inilah yang
mendorong Pemerintah Indonesia menggulirkan Gerakan Menuju 100 Smart City.
Melalui gerakan ini, pemerintah kota dan kabupaten akan mendapatkan bimbingan
dari tim ahli yang akan membantu meletakkan aspek-aspek fundamental dalam
pengembangan smart city.
Pada tahun pertama, telah terpilih 25
kota/kabupaten yang akan mengikuti tahap pertama Gerakan Menuju 100 Smart City
ini. Dalam dua tahun ke depan, akan dipilih 75 kota dan kabupaten lainnya.
Dengan demikian, di tahun 2019 nanti, diharapkan akan terbentuk 100
kota/kabupaten yang memiliki pondasi kuat untuk menjadi smart city.
Kota/kabupaten ini dipilih dengan mempertimbangkan
berbagai faktor, seperti Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan, Dimensi
Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan, serta Nawa Cita. Kandidat kota juga
telah melalui proses assessment yang mengukur kesiapan visi, regulasi, SDM,
serta potensi di tiap daerah.
Perlu digarisbawahi, program ini bukan merupakan
pemeringkatan yang menilai kinerja tiap pemerintah daerah. Program ini lebih
menitikberatkan pada kegiatan pendampingan agar kota/kabupaten yang terpilih
memiliki pondasi untuk mengembangkan smart city di masa depan.
Karena itu, Gerakan Menuju 100 Smart City ini akan
fokus kepada dua faktor. Yang pertama adalah melakukan bimbingan teknis
penyusunan Masterplan Smart City dari kota/kabupaten. Fokus kedua adalah
memperkuat ICT sebagai enabler pada sektor unggulan dari masing-masing daerah.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini akan resmi
diluncurkan pada acara Indonesia Smart City Summit 2017 yang akan
diselenggarakan di Makassar pada 22-23 Mei 2017 mendatang. Mengambil momentum
peringatan Kebangkitan Nasional, pada acara tersebut akan ditandai
penandatanganan MoU antara Pemerintah dengan 25 pemimpin daerah yang terpilih
di tahun pertama ini.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sendiri merupakan
gagasan bersama dari Departemen Dalam Negeri, Kementerian Kementerian
Komunikasi dan Informatika, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bapan
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Kantor Staf Kepresidenan. Sedangkan tim
ahli terdiri dari akademisi dan praktisi dari UI, ITB, UMN, Perbanas, Citiasia,
dan berbagai institusi lainnya.
Akan tetapi dalam konteks yang lebih luas, gerakan
ini diharapkan bisa menjadi payung besar dari program smart city yang ada di
Indonesia, baik yang diinisiasi institusi pemerintah maupun swasta. Dengan
gerakan bersama dan terkoordinasi, Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan
bisa menjadi embrio yang membentuk kota-kota di Indonesia sebagai kota yang
ramah bagi warga sekaligus mampu menjawab tantangan di masa depan.
Sumber : https://www.facebook.com/kominfo.id/posts/1440338216005103:0
0 komentar:
Posting Komentar